Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah
system computer yang berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan
informasi yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan,
penelitian dan pendidikan. Secara umum dokumentasi dengan system komputerisasi
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: meningkatkan pelayanan pada pasien,
meningkatkan pengembangan protocol, meningkatkan penatalaksanaan data dan
komunikasi dan meningkatkan proses edukasi dan konseling pada pasien.
Keuntungan dokumentasi dengan system komputerisasi
secara spesifik, antara lain: akurasi lebih tinggi, menghemat biaya,
meningkatkan kepuasan pasien, memperbaiki komunikasi antar bagian/anggota tim
kesehatan, menambah kesempatan untuk belajar, meneliti dan jaminan kualitas,
meningkatkan moral kinerja petugas. Beberapa kelemahan dokumentasi dengan
system komputerisasi, adalah: malfunction, impersonal effect, privacy,
informasi tidak akurat, kosa kata terbatas, penyimpanan bahan cetakan dan biaya
yang harus disediakan cukup besar untuk pengadaan beberapa unit computer.
Aplikasi system komputerisasi dalam system informasi
dirumah sakit, meliputi seluruh kegiatan untuk mendokumentasikan keberadaan
pasien sejak pasien masuk rumah sakit sampai pulang, sejak registrasi pasien, pengkajian
data pasien, rencana pengobatan, rencana perawatan, rencana asuhan dan KIE,
pengobatan dan pelaksanaan asuhan, laporan hasil pengobatan, klasifikasi pasien
dan catatan perkembangan pasien.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan
system komputerisasi ini, antara lain: perencanaan perlunya system computer,
pemilihan produk, pelatihan petugas pengguna, pemakaian system computer,
keamanan data, legalitas data (perlunya tanda tangan dokter), kebutuhan
perangkat dan evaluasi keuntungan sitem computer bagi pengguna, klien dan
administrasi.
Pencatatan dengan system komputerisasi merupakan salah
satu tren yang paling diminati dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
termasuk asuhan kebidanan. Banyak
institusi membuat atau membeli system informasi komputerisasi yang menunjang
praktik keperawatan/kebidanan. Berbagai
kelompok dalam industry pelayanan kesehatan menggunakan istilah computer dengan
berbagai cara, salah satunya adalah Catatan Pasien Berbasis Komputer (computer
based patient records, CPR).
Penggunaan catatan pasien berbasis
computer (CPR)
Pengguna CPR didorong oleh beberapa factor berikut
ini:
1.
Jumlah data
mengenai kondisi kesehatan pasien sangat banyak, harus dikumpulkan, disimpan
dan diorganisasikan dengan system yang lebih efisien daripada system berbasis
kertas. Mencari data dalam catatan pasien merupakan hal yang sangat
menghabiskan waktu. Semakin banyak catatan tersebut, semakin sulit untuk
mencari informasi intinya.
2.
Pencatatan
informasi secara electronic dibuat sedemikian rupa dan tidak dapat dilakukan
oleh system pencatatan berbasis kertas. Semua catatan yang berhubungan dengan
aspek khusus dalam perawatan dapat disusun dan dicetak. System pencatatan
berbasis kertas tidak dapat diorganisasi ulang dengan cara tersebut dan juga
tidak dapat digabungkan dengan catatan dari fasilitas atau institusi lain.
3.
Penggunaan
CPR dapat berkembang menjadi metode penyampaian informasi yang lebih efisien
dari satu pemberi asuhan kesehatan ke pemberi asuhan kesehatan yang lain. Dalam
metode pendokumentasian manual, pemeriksaan pasien dan pengumpulan data yang
berulang-ulang dapat terjadi jika pasien pindah dari satu fasilitas ke
fasilitas lain.
4.
Penghematan
biaya dan reformasi pelayanan kesehatan mengharuskan dilakukannya efisiensi
manajemen data asuhan kesehatan termasuk asuhan kebidanan.
Prasyarat diberlakukannya CPR
Sedikitnya terdapat 5 kunciutama prasyarat CPR,
termasuk hal-hal berikut ini yang diperlukan untuk menunjang CPR (Adrew, Dick,
1995a cit. Iyer and Champ, 2005):
1.
Kamus data
klinis. Diperlukan kamus data klinis yang substansial dan fleksibel, yang akan
mendefinisikan semua unsure data untuk informasi klinis yang akan disimpan
2.
Tempat
penyimpanan data klinis. Harus terdapat tempat penyimpanan data klinis yang
arsitekyurnya dirancang dengan baik, guna memenuhi kebutuhan semua anggota tim
pemberi perawatan kesehatan. Permintaan informasi media mengenai pesien
tertentu harus dipenuhi dalam beberapa detik.
3.
Kemampuan
input yang fleksibel. Harus tersedia perlengkapan yang tepat (seperti mouse,
keyboard, pengenal suara, touch screen, pen light).
4.
Presentasi
data yang ergonomis. Presentasi data harus sesuai dengan kebutuhan individu.
5.
Dukungan
system otomatis. System harus mengantisipasi dan mendukung proses klinis serta
berfikir melalui system pendukung. Hal ini harus mencakup akses ke system ahli,
data dasar pengetahuan, literature medis, umpan balik hasil, dan masukkan
kualitas/biaya semua yang akan digunakan
dalam pembuatan keputusan klinis.
Set data
minimum dan elemen data kesehatan inti
Banyak hal yang perlu
dilakukan sebelum penggunaan CPR meluas. Pembuatan kamus data klinis,
yang sangat berguna di banyak area, termasuk sector pemerintah dan swasta
merupakan bagian dari set data minimum. Set data minimum didefinisikan sebagai
‘rangkaian minimum poin-poin informasi dengan definisi dan katagori yang sama,
berkaitan dengan aspek atau dimensi tertentu dari system pelayanan kesehatan,
berguna untuk memenuhi kebutuhan penting dari berbagai pengguna’ (Mc. Cormick
et al, 1997 cit. Iyer and Champ,2005)
Set data minimum yang paling banyak digunakan di
Amerika dan Canada adalah Uniform Hospital Discharge data set, Financial
Uniform Minimum Data Set, dan Long Term Healt Care Minimum Data Set. Luasnya
penggunaan set data tersebut mendorong dikeluarkannya mandate dari Healt Care
Financing Aministration kepada Medicare dan Medicaid Healt Insurance
Portability and Accountability Act 1996, yang mengharuskan pemakaian set data
standar nasional untuk berbagai transaksi layanan kesehatan administrative dan
financial. Pemerintah setempat merekomendasikan sebagai unsure data untuk
pasien yang dirawat dirumah, unit gawat darurat, dan unit rawat jalan (Mc
Cornick et al,1997 cit.Iyer and Champ, 2005).
Pengenalan computer pada fasilitas
pelayanan kesehatan
Jika CPR atau rekaman elektronik menampakan visi masa
depan pelayanan kesehatan, maka pencacatan elektronik adalah realita sekarang
yang sudah ada difasilitas pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui evolusi
rekaman elektronik, seorang harus melihat dulu proses pengenalan system
komputerisasi di sebuah fasilitas pelayanan kesehatan.
Pada umumnya, penggunaan computer pertama kali oleh
fasilitas pelayanan kesehatan adalah untuk melacak penerimaan, pemulangan dan
pemindahan pasien. Jenis aplikasi ini member informasi demografi pasien secara
sederhana terkait juga dengan keadaan financial pasien. Pertengahan tahun
1980an produsen software mulai membuat software yang dapat digunakan untuk
pendokumentasian asuhan keperawatan/kebidanan. Dua
puluh tahun terakhir, semakin banyak produk dikeluarkan oleh produsen untuk
memenuhi kebutuhan industry pelayanan kesehatan.
Pembuatan system komputerisasi disebuah fasilitas
pelayanan kesehatan murupakan sebuah tantangan karena harus bisa diterapkan
bersama-sama oleh masing-masing unit pelayanan. Jika software dan hardware yang
dibeli suatu unit berbeda dengan unit yang lain di sebuah fasilitas pelayanan
kesehatan, hal ini hanya akan menimbulkan frustasi dan keterbatasan pemakaian
system. Untuk mengatasi permasalahan ini, umumnya perusahaan pembuat software
akan menggunakan bahasa computer yang sama.
Awal pemakaian fungsi klinis system komputerisasi
dirumah sakit, sekedar mengirimkan hasil pemeriksaan laboraturium atau hasil
pemeriksaan lainnya ke unit perawatan pasien. Beberapa system kompeter memiliki
kemampuan aktivasi sinyal, seperti tanda kedipan pesan masuk pada layar monitor
di unit perawatan. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan hasil tidak normal maka
bisa segera diatasi.
Hambatan pengenalan system
komputerisasi
Keperawatan dan kebidanan sering
menjadi unit terakhir yang membeli dan menggunakan software. Beberapa hambatan
untuk mengembangkan dan menggunakan system komputerisasi. Dalam pelayanan kebidanan/keperawatan
antara lain:
1.
Bagian
administrasi merasa tidak yakin bahwa komputerisasi informasi kebidanan/keperawatan
akan memberikan hasil nyata.
3.
Unit
pelayanan informasi computer kadang merasa terancam untuk berbagi informasi
dengan unit lain dan khawatir kekuatannya akan hilang bila melibatkan orang
lain dalam proses pengambilan keputusan.
4.
Dahulu
program software hanya sedikit tersedia. Beberapa diantaranya dirancang untuk perawat atau bidan ahli
computer yang tidak memiliki pengalaman keperawatan.
5.
Banyak
software yang dirancang untuk fungsi tunggal seperti ketenagaan dan
penjadwalan, rencana perawatan/klasifikasi pasien.
6.
Kurangnya
keseragaman bahasa keperawatan/kebidanan
menghambat perkembangan dan penggunaan system informasi computer
7.
Rasa takut
termasuk anggapan bahwa komputerisasi terlalu sulit, bahwa teknologi tersebut
akan menggantikan bidan/perawat,bahwa
computer akan langsung mengarahkan dan mendikte asuhan dan bahwa kerahasiaan
pasien akan dilanggar.
8.
Komputerisasi
sangat mahal.hardware,software,pendidikan staf dan computer tambahan menunjang
kontribusi staf untuk mengembangkan system komputerisasi.
Keuntungan dan kerugian dokumentasi
terkomputerisasi
Beberapa keuntungan dari dokumentasi terkomputerisasi
secara umum adalah sbb:
1.
Catatan
dapat di baca
2.
Catatan yang
siap tersedia
4.
Mengurangi
kerusakan catatan
6.
Mengurangi
dokumentasi yang berlebihan
7.
Saran,
pengingat dan peringatan klinis
9.
Laporan
tercetak secara otomatis
10.
Dokumentasi
sesuai standar profesi
11.
Peningkatan
rekrutment dan retensi tenaga
12.
Peningkatan
pengetahuan tentang hasil
13.
Ketersediaan
data
14.
Pencegahan
kesalahan pemberian obat
15.
Mempermudah
penetapan biaya
16.
Mencetak
instruksi pemulangan
Meskipun keuntungan menggunakan
lebih banyak daripada kerugiannya, dibeberapa tempat terdapat masalah berkaitan
dengan pemakaian computer untuk dokumentasi. Beberapa permasalahan dari
dokumentasi terkomputerisasi adalah sbb:
1.
Keuntungan
pencatatan dengan kertas. Pencatatan kertas sudah dikenal, mudah dibawa dan
dapat dibawa ke ruang perawatan pasien, tidak terjadi downtime, fleksibilitas
dalam pencatatan data, memudahkan pencatatan data subjektif dan naratif, dapat
dicari dan diperiksa dengan cepat.
2.
Masalah
keamanan dan kerahasiaan informasi pasien. Perlunya menjaga privasi,
kerahasiaan dan keamanan catatan medis pasien yang terkomputerisasi.
Rekomendasi
pemilihan system komputerisasi
Perubahan yang cepat di bidang pelayanan
kesehatan, mengubah beberapa peraturan lama pemilihan system informasi
computer. Menurut Pasternack (1998, cit.
lyer and champ, 2005), perubahan
peraturan tersebut adalah:
1.
Peraturan lama: cari
daftar client yang besar ; peraturan baru:
besar bukan berate lebih baik.
2.
Peraturan lama: membeli software dalam jumlah besar ; peraturan
baru: beli software hanya yang
diperlukan saja.
3.
Peraturan lama: cari
sesuatu yang baru dan popular ; peraturan
baru: sesuatu yang sedang populer tidak berarti akan populer selamanya.
4.
Peraturan lama: beli yang terbaik, baru kemudian
diintegrasikan ; peraturan baru:
tetap bersama beberapa produsen.
5.
Peraturan lama: beli yang
tersedia dan biarkan produsen mengurusnya ; peraturan
baru: cari produsen yang akan berbagi risiko dan keuntungan.
6.
Peraturan lama: membeli
software yang mahal sebanding dengan fungsi yang tinggi ; peraturan baru: membeli berdasarkan nilai barang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar